Proses penerjemahan Alkitab adalah tahapan panjang yang harus dilalui tim agar mendapatkan produk bacaan yang berkualitas. Tahap demi tahap di lalui dengan tujuan bahwa setiap pembaca baik dewasa maupun generasi yang muda dapat memahami dengan jelas isi dari kitab tersebut. Menoleh ke belakang perjalanan penerjemahan Alkitab secara kovensional telah pelopori oleh nenek moyang kita, di antaranya ada yang mengubah teks secara harafia ke dalam bahasa daerah masing-masing untuk digunakan di ibadah-ibadah ataupun di acara keagamaan lainnya . Mengacu pada hal tersebut, bahwa bahasa adalah pusaka yang harus dijaga maka pada tahun 2011 Unit bahasa dan budaya GMIT melalui tim kerjanya melakukan penelitian bahasa di kabupaten Alor. Sedapatnya bahwa kabupaten alor yang kaya akan bahasa menjadi satu keunikan tersendiri karena penyebaran Bahasa di Alor cukup luas dengan jarak tempuh antara satu penutur dengan penutur yang lainnya tidak begitu jauh namun sudah berbeda. Pentingnya menjaga bahasa bagi masyarakat kabupaten Alor dapat dibuktikan dengan terdapatnya lebih dari 40 bahasa daerah yang masih eksis, dan masih banyak dialek lainnya yang belum dijangkau maupun masih berkembang. Kehadirann UBB di alor menambah semangat baru bahwa Bahasa bukan barang kuno yang harus disingkirkan, melainkan bahasa adalah warisan terindah yang Tuhan titipkan untuk dijaga dan dilestarikan. Bahasa adalah identitas kita, bahasa adalah darah yang mengalir dalam Roh dan jiwa kita, dengan menjaga bahasa berarti kita menjaga budaya kita, karena bahasa dan budaya adalah dua elemen hidup yang paling dekat dengan keseharian kita manusia.
Berbagai Paradigma yang memainkan isu Bahasa dan budaya sebagai komponen yang menghambat paradaban, dan mencoba menggiring dunia untuk menganut satu paham yang sama mengenai keselarasan berinteraksi dengan mengunakan satu Bahasa , justru dalam beberapa kasus dapat mereduksi fungsi Bahasa dalam skala-skala tertentu. Misalnya banyak generasi tua yang belum terjemah oleh peradaban melalui singkornisasi cultural yang ada saat ini. Tidak semua orang tua dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan tepat, hal ini karna banyak dari mereka hidup terisolasi dari system yang ada, oleh karena itu generasi penerusnya juga akan tumbuh dengan budaya yang diwarisi oleh orang tua. Pentingnya mengetahui Bahasa dapat berguna bagi kasus-kasus seperti ini, bisa digunakan untuk menginformasikan amanah kenegaraan yang umumnya bersifat mengingkat dengan mengkomunikasikannya lewat apa yang mereka mengerti. Tidak kalah pentingnya lagi, bahwa moyoritas Masyarakat Alor yang memeluk agama Kristen juga dapat diajarkan Pokok-pokok ajaran dengan mengunakan Bahasa yang lebih mudah dipahami. Dengan begitu proses penerjemahan Alkitab di Kabupaten Alor menargetkan Masyarakat penutur Bahasa tersebut untuk memahami dengan baik makna yang disampaikan dalam isi kitab. Tidak saja memahami maksud dari setiap mengajaran yang disampaikan dalam Bahasa daerah, namun diharapkan dapat memberikan dampak positif baik dari pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, kepada sesama maupun lingkungan dan alam di sekitar kita.
Pada akhirnya, kita perlu mengapresiasi orang-orang yang selalu mengingatkan kita tentang pentingny Bahasa bagi kehidupan dan juga orang-orang yang terus menjaga Bahasa tetap eksis. Seluruh entitas yang dengan rela hati dan kesadarannya untuk melestarikan Bahasa dimanapun itu, telah berkontribusi terhadap kelangsungan budaya-budaya di dunia. Berbeda bukan berarti pecah, berbeda merupakan symbol dari kekayaan sang pencipta. Hidup diciptakan unik satu dengan lainnya, memberi tanda bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang maha karya, besar, dan tak terbatas